Sejarah Gunung Gede dan Letusan yang Terjadi
Bagi Anda yang suka mendaki, tentu tidak akan asing dengan Gunung Gede. Gunung tersebut masuk sebagai kategori gunung api aktif yang berada di Pulau Jawa. Ketinggian gunung mencapai 1000 hingga 2.958 m dpml. Biasanya, para pengunjung akan menemukannya ketika melewati gerbang utama dari Cibodas dan Cipanas. Kecantikan gunung tampil mengesankan, sebab diselimuti oleh pengunungan yang mempunyai berbagai flora. Kondisi ini yang kemudian, membuat pecinta alam akan tertantang untuk melakukan pendakian. Meskipun begitu, Anda tetap diharuskan waspada. Pasalnya, Gunung Gede mempunyai medan yang cukup terjal. Lebih baik lagi, jika pengunjung cukup melihat pesonanya melalui kawasan wisata yang berada dibawah kaki gunung. Selain aman, Anda bisa melakukan berbagai kegiatan untuk menikmat panorama alam tersebut.
Sejarah letusan Gunung Gede dimulai sejak tahun 1747. Menurut beberapa sumber, letusan pertama dianggap paling besar karena dampak yang diakibatkannya terbilang luas. Selanjutnya, terjadi letusan kedua dan seterusnya pada tahun 1761. Dikatakan bahwa Gunung Gede sempat tertidur selama 100 tahun, kembali meledak dengan hebat di tahun 1840. Daya tarik Gunung Gede tidak hanya menarik bagi para pendaki. Namun, pesonanya juga dirasakan oleh para peneliti. Sudah sejak lama 1819, para ahli melakukan observasi terkait keadaan alam unik yang dimiliki oleh Gunung Gede.